https://rajaampat.times.co.id/
Gaya Hidup

Teknis Menulis Cerita Anak, Kesampingkan Ego Orang Dewasa

Senin, 29 September 2025 - 06:14
Teknis Menulis Cerita Anak, Kesampingkan Ego Orang Dewasa Festival Cerita Anak Perlima membagikan teknik menulis cerita anak, Minggu (28/9/2025).(Foto : Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

TIMES RAJAAMPAT, SURABAYA – Banyak cara mengenal dunia anak, salah satunya melalui penulisan buku. Namun, menulis cerita anak rupanya tidak semudah yang dibayangkan. Meski mempunyai dasar menulis, ternyata ada teknik khusus untuk menulis cerita anak yang penuh imajinasi. 

Pembicara Festival Cerita Anak Perlima, Watiek Ideo, mengatakan, dalam menulis cerita anak-anak ceritanya harus disukai anak-anak, bukan disukai orang dewasa. Membuat cerita anak seharusnya sesuai dengan kondisi anak-anak. 

“Kita harus bisa switch, diri kita ini dewasa nih artinya tokoh-tokoh ceritanya itu memang tokoh anak-anak itu sendiri, bukan meletakan ego orang dewasa kita sebagai cerita yang ingin menasehati atau menyampaikan pesan tertentu,” ujar Watik yang juga dikenal sebagai penulis buku anak ini, Minggu (28/9/2025).

Menulis buku cerita anak, perlu jalan cerita yang menghibur mereka, walaupun di dalamnya ada sisi edukasi, cara menyampaikannya ala anak-anak yang dunianya penuh dengan imajinasi dan dunianya masih bermain-main.

“Penekanan dalam menulis cerita anak-anak pada imajinasi  dan dunia bermain,” tutur Watiek usai memberi materi pada peserta Festival Cerita Anak Perlima. 

Watiek juga mencoba mengingatkan kembali kepada para peserta tentang masa kecil mereka, sehingga saat menulis ada rasa empati yang muncul tentang dunia anak. Hal ini dilakukan agar cerita anak lebih untuk anak-anak bukan orang dewasa sebagai penulis itu sendiri. 

Hal senada disampaikan Indria Pramuhapsari sebagai pemateri yang kedua. Dunia anak-anak yang ceritanya beragam, menurutnya di luar dugaan. Ini yang membuat menarik. Misal bicara smartphone dengan tablet, dan yang dibicarakan mengenai games. 

“Anak-anak punya bahasa sendiri, misal handphone bicara dengan tablet yang isinya tentang developing games, kosakata dan alurnya mereka sudah tertata,” tutur Hepi, sapaan akrab pengajar menulis kreatif anak ini.

Sebagai penulis, orang dewasa berupaya menyederhanakan tentang hal yang menraik buat anak-anak kemudian bahasanya disederhanakan. Ternyata hal ini sudah tidak sesuai lagi, dunia anak lebih menyukai kosakata yang mereka pahami. Seperti kosakata dalam developing games tadi. 

“Teryata bukan seperti itu lagi, anak-anak sudah mempunyai kosakata sendiri yang sudah mereka pahami,” kata Hepi yang mengajar di beberapa sekolah. 

Sementara dalam proses menulis cerita anak, wajib ada dialog hal ini dikarenakan anak-anak belum terbiasa dengan narasi panjang. Dalam penulisan, bentuk dialog juga akan menstimulasi pembaca anak. 

“Dari dialog aja, percakapan aja, mereka bisa menjawab kok bisa begini, jadi memang jaman sudah berbeda. Kita ini yang konsen dalam bidang tulis menulis harus mengikuti itu tidak bisa mengikuti pakem yang ada atau tidak bisa kaku,” ujarnya. 

Ide-ide segar dan beragam dibutuhkan dalam cerita anak, begitu juga dengan realita yang ada di masyarakat. Dunia anak yang penuh dengan imajinasi  merupakan daya tawar yang tinggi untuk menulis cerita anak.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Rajaampat just now

Welcome to TIMES Rajaampat

TIMES Rajaampat is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.