https://rajaampat.times.co.id/
Berita

FAA Fokus Selidiki Helikopter Black Hawk USAF Usai Kecelakaan, Ini Alasannya

Minggu, 02 Februari 2025 - 18:22
FAA Fokus Selidiki Helikopter Black Hawk USAF Usai Kecelakaan, Ini Alasannya Kapten Rebecca Lobach, 28, salah satu pilot penerbang helikopter Black Hawk yang bertabrakan dengan jet penumpang American Airlines CRJ-700 pada hari Rabu malam.(FOTO: Daily Mail)

TIMES RAJAAMPAT, JAKARTA – Investigasi terhadap tabrakan mematikan di udara kini difokuskan pada penerbangan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat Amerika Serikat (USAF).

"Apa yang terjadi di dalam helikopter Black Hawk Angkatan Darat beberapa saat sebelum kecelakaan fatal adalah kunci untuk mengungkap bencana tersebut," kata para ahli seperti dilansir NBC News.

"Sepasang pilot Angkatan Darat yang berpengalaman berada di kontrol, dan penerbang ketiga duduk di belakang mereka untuk misi rutin dalam cuaca cerah pada hari Rabu, bagian dari evaluasi tahunan untuk menguji pengetahuan dan kemahiran pilot di kokpit," kata para pejabat.

Namun penerbangan latihan itu berakhir dengan bola api di langit malam ketika UH-60 Black Hawk menabrak pesawat komersil yang membawa 64 orang, tidak ada yang selamat.

Data yang tersedia untuk umum yang terbaca  menunjukkan, bahwa  helikopter Angkatan Darat itu mungkin terbang terlalu tinggi pada saat kecelakaan, tetapi penyelidik memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan sebelum mereka selesai menganalisis data penerbangan resmi.

Penyelidik telah menemukan perekam data penerbangan atau kotak hitam, dari jet American Eagle dan helikopter, yang seharusnya memberikan ketinggian pasti saat terjadi benturan dan rincian lainnya.

"Banyak pakar di luar sana, tetapi sampai kita mendapatkan data dari kotak hitam, itulah satu-satunya kebenaran, dan kita tidak akan mengetahuinya dalam waktu dekat," kata penasihat penerbangan senior Angkatan Darat yang membantu investigasi tersebut, Jonathan Koziol.

Hasil penyelidikan sementara Badan Keselamatan Transportasi Nasional (FAA), sebelum tabrakan, kedua pesawat sedang dalam transisi. Penerbangan American Eagle 5342 waktu itu sedang turun karena hendak mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington.

Sementara helikopter Angkatan Darat, Black Hawk tersebut waktu itu berpindah dari satu jalur penerbangan ke jalur lainnya, gerakan umum yang sering dilakukan di wilayah udara yang sibuk di atas ibu kota negara.

Ketinggian terakhir jet penumpang itu tercatat sekitar 375 kaki, menurut situs web pelacakan pesawat FlightAware. Berdasarkan peraturan Administrasi Penerbangan Federal, helikopter pada umumnya tidak diizinkan terbang di atas 200 kaki di dekat bandara Reagan.

Tim Loranger, seorang pengacara penerbangan dan mantan mekanik pesawat Korps Marinir AS mengatakan, data yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa pesawat penumpang itu "tepat berada di tempat yang seharusnya, pada ketinggian yang seharusnya" dan helikopter Angkatan Darat seharusnya  tidak berada di sana. 

Jika temuan tersebut dikonfirmasi oleh data penerbangan resmi, lanjut Loranger, hal itu akan memunculkan sejumlah pertanyaan tambahan.

Para penyelidik, katanya, kini fokus ingin mengetahui apakah terjadi masalah mekanis pada instrumen helikopter memberikan data ketinggian yang salah kepada pilot.  Mereka juga akan menanyakan apakah pengawas lalu lintas udara melihat masalah pada ketinggian helikopter dan memberikan instruksi yang jelas untuk memperbaiki masalah tersebut.

Mereka juga akan menyelidiki apakah pilot Angkatan Darat telah mencatat jam terbang yang cukup dalam beberapa bulan terakhir untuk tetap mahir.

"Menerbangkan pesawat terbang tidak seperti mengendarai sepeda," kata Loranger, yang pernah mewakili anggota keluarga prajurit yang tewas dalam kecelakaan pesawat militer.  Anda harus terus melakukannya untuk menjaga ketajaman dan keterampilan Anda sebagai pilot," tambahnya.

Koziol, penasihat penerbangan Angkatan Darat menambahkan, pilot instruktur memiliki sekitar 1.000 jam terbang dan kopilot, yang sedang menjalani evaluasi, memiliki sekitar 500 jam terbang. "Itu adalah kru yang berpengalaman,” katanya. "Itu tepat sasaran". Ketika ditanya kapan salah satu dari mereka terakhir kali terbang, Koziol mengatakan dia tidak tahu.

Sementara itu Angkatan Darat pada hari Jumat mengidentifikasi dua dari tiga awak helikopter Black Hawk adalah Sersan Staf Ryan Austin O'Hara, 28, dari Lilburn, Georgia, Kepala Perwira 2 Andrew Loyd Eaves, 39, dari Great Mills, Maryland, dan satu lagi Kapten Rebecca Lobach, 28.

Angkatan Darat Amerika Serikat mengeluarkan pengumuman identifikasi pilot ketiga Helikopter H-60 ​​Black Hawk itu setelah mendapatkan ijin dari keluarganya.

Rebecca M. Lobach, dari Durham, North Carolina  adalah salah satu dari tiga prajurit yang berada di dalam helikopter yang menabrak jet tersebut tepat saat hendak mendarat. 

Angkatan Darat awalnya memang menolak untuk mengidentifikasi Lobach atas permintaan keluarganya tetapi keputusan untuk merilis namanya datang 'atas permintaan dan koordinasi dengan keluarganya.

"Kami sangat terpukul atas kehilangan Rebecca yang kami cintai. Dia adalah bintang yang cemerlang dalam hidup kami," kata keluarganya.

Lobach pernah bekerja sebagai asisten Gedung Putih saat pemerintahan Joe Biden dan pernah bertugas sebagai perwira penerbangan di Angkatan Darat dari Juli 2019 hingga Januari 2025. 

Helikopter Black Hawk itu  bertabrakan dengan jet penumpang American Airlines CRJ-700 pada hari Rabu malam, saat pesawat komersial tersebut hendak mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington, dan menewaskan seluruh 67 orang penumpangnya. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Rajaampat just now

Welcome to TIMES Rajaampat

TIMES Rajaampat is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.