TIMES RAJAAMPAT, JAKARTA – Pemerintah Palestina meminta komunitas internasional meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk sepenuhnya membuka kembali semua jalur perbatasan Gaza.
Seruan ini muncul di tengah kondisi kritis akibat keterlambatan ribuan truk bantuan yang masih tertahan di pintu masuk wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, pemerintah Palestina menegaskan bahwa tingkat kerawanan pangan di Jalur Gaza telah mencapai 100 persen berdasarkan laporan lembaga-lembaga PBB.
“Perlu segera menghentikan penggunaan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh rakyat Palestina di Jalur Gaza,” tegas pernyataan tersebut, Sabtu (2/8/2025).
Sementara itu, militer Israel (IDF) mengklaim telah menjatuhkan 90 paket bantuan berisi bahan makanan ke berbagai wilayah Gaza pada Sabtu, sebagai bagian dari upaya memperluas distribusi bantuan kemanusiaan.
Operasi udara ini dilakukan bekerja sama dengan Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), serta Jerman dan Prancis yang baru bergabung dalam misi kemanusiaan sejak Jumat.
IDF menegaskan akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk meningkatkan distribusi bantuan dan membantah tuduhan sengaja menciptakan kelaparan di Gaza.
Namun, di lapangan, tragedi terus terjadi. Kantor berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan sedikitnya 62 warga Palestina, sebagian besar di antaranya tengah mencari bantuan kemanusiaan, tewas akibat tembakan pasukan Israel di Jalur Gaza sejak Sabtu (2/8/2025) pagi. Informasi ini disampaikan oleh sumber rumah sakit di wilayah yang masih terkepung tersebut kepada Al Jazeera.
Dari total korban, 38 di antaranya tewas saat mengantre bantuan di lokasi distribusi yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Israel. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Palestina Desak Tekanan Internasional agar Israel Buka Penuh Perbatasan Gaza
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |