Pendidikan

Program PEN Salurkan Rp200 Triliun untuk UMKM dan Korporasi

Jumat, 30 April 2021 - 09:18
Program PEN Salurkan Rp200 Triliun untuk UMKM dan Korporasi Direktur MBA ITB, Yunieta Anny Nainggolan, PhD saat webinar “Pemulihan Ekonomi Sektor UKM Nasional” oleh SBM ITB. (FOTO: SBM ITB for TIMES Indonesia)

TIMES RAJAAMPAT, BANDUNG – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, UKM merupakan sektor yang paling terkena dampak negatif Covid-19. Salah satu faktornya adalah sebagian besar UKM di Indonesia masih melakukan bisnisnya secara offline. Dari 13 juta UKM di Indonesia, hanya 13 persen dari mereka yang sudah mengadopsi digitalisasi.

Apa yang sudah dan harus dilakukan oleh pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membantu sektor UKM di tengah pandemi? Hal ini dibahas melalui webinar “Pemulihan Ekonomi Sektor UKM Nasional” oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB bekerjasama dengan Alika Communication. 

Direktur MBA ITB, Yunieta Anny Nainggolan, PhD. mengatakan di tengah pandemi, UKM butuh dana, modal kerja. Sementara mereka tidak bisa membayar bunga yang cukup mahal dan butuh waktu ekstra untuk membayarnya. 

"Harapannya, melalui webinar ini kita bisa mendapatkan informasi tentang realisasi anggaran pemerintah dalam membantu UKM dan mengetahui tantangan kedepannya, ”ujar Yunieta, Kamis (29/4/21). 

Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Meogiarso menjelaskan dukungan pemerintah terhadap UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Menurutnya dukungan nyata pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

"Pada tahun 2021, anggaran untuk program ini sebesar Rp 699,43 triliun di mana Rp200 triliun untuk UKM dan korporasi. Namun realisasinya di bulan April masih 19,7 persen, ” kata Susiwijono.

Ia melanjutkan, beberapa program utama dalam PEN untuk UMKM seperti subsidi bunga, bantuan produktif bagi usaha mikro, dan penjaminan terkait penempatan dana restrukturisasi kredit perbankan bagi UMKM. “ Harapannya melalui program PEN, UMKM bisa pulih saat dan setelah pandemi,” ucap Susiwijono. 

Deputi Komisioner Perbankan III OJK, Slamet Edy Purnomo, juga mengusulkan tiga hal yang bisa dimanfaatkan pemerintah dalam mengembangkan sektor UMKM di Indonesia. Pertama, pemerintah dapat memperluas definisi UMKM dengan menambah fasilitas / plafon dan klasifikasi UMKM. Kemudian mendorong pengembangan produk UMKM di masing-masing bank umum di Indonesia dan terakhir melanjutkan program kebijakan subsidi bunga kredit dan penjaminan dan program inkubasi.

Dari sisi akademik, Dosen MBA ITB Erman Sumirat menyampaikan, kampus juga berperan penting dalam membantu UKM di Indonesia. 

Keterlibatan kampus seperti kolaborator, fasilitator, komunikator, inventor, science techno part, perancangan platform dan digitalisasi, serta pendampingan UMKM.  “UKM akan dilibatkan di kampus dengan memanfaatkan Science Techno Park,” ujar Erman. 

Ekonom INDEF Bhima Yudhistria memberikan rekomendasinya dari segi fiskal dan moneter untuk membantu pemulihan UMKM, seperti pemerintah dapat memperbesar bantuan modal kerja UMKM dan mendorong meningkatkan platform sekuritas crowdfunding (SCF). Kemudian dari sisi UMKM, Yoshua Tanu (CEO & Founder Jago Coffee) merasa perlu untuk memajukan UMKM di Indonesia salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi. (*)

Pewarta : Iwa Ahmad Sugriwa
Editor : Ahmad Sugriwa
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Rajaampat just now

Welcome to TIMES Rajaampat

TIMES Rajaampat is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.