TIMES RAJAAMPAT, BANTUL – Kabupaten Bantul pada tahun ini mendapat alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 16.092 ton.
Jumlah tersebut terdiri dari 8.045 ton pupuk Urea, 8.000 ton pupuk NPK, 44 ton pupuk ZA, dan 3,75 ton pupuk organik yang disalurkan ke 17 kapanewon.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, kapanewon dengan penerimaan pupuk Urea terbanyak adalah Imogiri sebesar 795 ton, disusul Dlingo 634 ton, dan Sewon 629 ton.
Untuk pupuk NPK, Imogiri juga menempati posisi tertinggi dengan 898 ton, diikuti Dlingo 723 ton, serta Sanden 710 ton.
Sementara pupuk ZA mendapat alokasi baru 44 ton yang dibagi untuk Pajangan 12 ton dan Piyungan 32 ton. Adapun pupuk organik tersebar di Srandakan 1,5 ton, Pandak 1,4 ton, dan Bantul 0,85 ton.
Meski alokasi sudah berjalan, serapan pupuk hingga 31 Agustus 2025 masih berada di kisaran 50 persen. Realisasi pupuk Urea tercatat 47 persen, sedangkan NPK 52 persen.
Penelaah Teknik Kebijakan Seksi Pupuk Pestisida Alsinta DKPP Bantul, Retno Puji Astuti menyebut bahwa secara teknis penyaluran sebenarnya sudah minim kendala.
"Distribusi dengan Kartu Tani maupun KTP berjalan lancar, hanya saja pemanfaatannya menyesuaikan kebutuhan petani,” jelasnya, Kamis (18/9/2025).
Retno menambahkan, rendahnya serapan dipengaruhi faktor cuaca, daya beli petani, serta menunggu musim tanam. Ia memprediksi penebusan pupuk akan meningkat pada Oktober hingga Desember mendatang.
Tahun ini juga terjadi perubahan alokasi, terutama pada pupuk NPK yang dikurangi dari semula 8.829 ton menjadi 8.045 ton. Sebaliknya, pupuk ZA yang sebelumnya tidak termasuk subsidi kini mendapat jatah khusus untuk komoditas tebu rakyat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bantul Terima 16 Ribu Ton Pupuk Bersubsidi, Serapan Baru Capai 50 Persen
Pewarta | : Soni Haryono |
Editor | : Ronny Wicaksono |